• Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.
  • Mari belajar Drama Lewat Blog
  • Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.

JENIS DRAMA DILIHAT DARI SEGI PENGGARAPANNYA

Rabu, 22 Desember 2010
JENIS DRAMA DILIHAT DARI SEGI PENGGARAPANNYA ( SEM V)

a. Drama Tradisional

Drama tradisional adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

  • Ciri-ciri drama tradisional.
  • pementasan dapat dilakukan di panggung terbuka (lapangan, halaman rumah, dsb.)
  • penonton tidak perlu membayar, karena di selenggarakan dalam tempat terbuka untuk umum.
  • Dalam drama tradisional biasanya berkaitan dengan upacara yang berhubungan dengan suatu kepercayaan.
  • Ceritanya turun temurun atau di ambil dari tradisi sendiri(hikayat, dongeng, sejarah, dan sebagainya)

Drama tradisional tidak menggunakan naskah(bersifat improvisasi). Sifatnya supel, artinya di pentaskan di sembarang tempat. Jenis ini masih hidup dan berkembang di daerah-daerah seluruh Indonesia. Crita-cerita yang di bawakan dalam teater tradisional umumnya bersumber dari cerita-cerita yang sudah hidup dan berakar dalam masyarakat, seperti mitos, legenda, dan sebagainya.

Dalam drama tradisional, penonton merupakan bagian dari pertunjukan dan di mungkinkan berinteraksi dengan pemain di panggung. Dalam teater modern batas antara penonton dan pemain cukup tegas.

Contoh drama tradisional antara lain ludruk (jawa Timur), ketoprak (Jawa Tengah), dan lenong (Jawa Barat).


b. Drama modern

Drama modern adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.

Ciri-ciri drama modern.

 Pertunjukan dilakukan di tempat khusus, yakni sebuah bangunan panggung prosceneum yang memisahkan penonton dengan pemain.
 Penonton harus membayar.
 Drama modern lepas dari kaitan upacara(perkawinan, sunatan, kelahiran, bersih desa dan sebagainya).
 Unsur cerita drama modern erat kaitannya dengan peristiwa-peristawa sezaman.
 Ungkapannya menggunakan idiom-idiom modern, seperti adanya intermeso, lagu-lagu, keroncong atau Melayu dengan peralatan musik modern.
 Bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu Pasar, Melayu Tinggi atau bahasa Indonesia.
 Adanya pegangan cerita tertulis atau bahkan naskah drama yang tertulis.

Secara umum dalam drama modern, naskah mempunyai peranan sentral dalam proses penciptaan watak dan alur cerita.Improvisasi pemain ditekan seminimal mungkin sehingga tercipta bangun cerita yang standart, yang meskipun dilakukan dalam beberapa kali pertunjukan hampir tidak ada bedanya.
Contoh drama yang termasuk jenis ini misalnya Deru Debu, Gejolak Jiwa, dan Raja Jalanan

c. Drama Kontemporer

Drama kontemporer adalah drama yang mendobrak konvensi lama dan penuh dengan pembaharuan, ide-ide baru, gagasan baru, penyajian baru, penggabungan konsep Barat-Timur. Drama kontenporer merupakan ide yang ditransformasikan pada gaya popular, kerena peradaban masa kini adalah peradaban yang perlu rumit, cepat, blur dan penuh sensasi.

Ciri-ciri drama kontenporer
 Unsur humor menonjol dalam lakon-lakon mutakhir
 Drama kontemporer banyak mengambil latar belakang kehidupan kaum gelandangan atau kaum underdog yang diperlakukan sebagai seorang intelektual.
 Bersifat simbolik dari keseluruhan pentas
 Drama-sutradara merupakan unsur yang mendominasi.

Contoh drama yang termaksud jenis ini di antaranya kereta kencana , istri yahudi dan informan dan mencari keadilan.

2 comments:

Unknown mengatakan...

goood trimakasih

Unknown mengatakan...

good

Posting Komentar

 
BAHASA DAN SASTRA SANG MERPATI PUTIH © 2010 | Designed by Blogger Hacks | Blogger Template by ColorizeTemplates