• Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.
  • Mari belajar Drama Lewat Blog
  • Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.

RISANG DRUPADI

Senin, 09 Mei 2011 Labels: , ,
RISANG DRUPADI
            Teater Prodho, SMA Batik 1 kembali menggelar even tahunan, pentas gabungan ekstra tari vokal, karawitan dan teater. Melalui pentas rutin ini, upaya untuk mewujudkan peningkatan apresiasi dan kreatifitas seni budaya di lingkungan siswa SMA Batik 1 Surakarta khususnya mampu terlampaui dengan optimal.
Disutradarai, Esti Suryani, SPd, MPd dengan dibantu astrada Bagaskoro Adhi pentas yang akan berlangsung pada tanggal 20 Maret 2011 jam 10.00 di Taman Budaya Solo ini akan menampilkan kisah yang mengangkat tema yang mirip tema tahun sebelumnya yaitu mengenai emansipasi dan kesetiaan wanita (Drupadi) dalam pentas perang kekuasaan antara Pandhawa dan Kurawa.

            Tema emansipasi, ketahanan survival figur wanita sebagai perempuan, istri, ibu, anak putri memang tak lekang oleh zaman. Apalagi pada dekade 80-an keatas sosok perempuan terimajinasi sebagai sosok yang super yaitu mandiri dengan kebebasan finansial melalui profesi dan pekerjaannya yang didukung oleh suami, orangtuanya, dan seorang ibu rumah tangga, remaja putri, istri yang tangguh menjalankan aktivitas dan tanggungjawabnya untuk urusan internal keluarga.
Sebegitu tangguhnya seakan-akan wanita sendiri malah memiliki kecenderungan mengoptimalkan peran ganda dengan orientasi utk menunjang masa depan keluarga. Demikian dari pihak laki-laki, suami dan kepala keluarga akhirnya juga merelakan bahkan mendukung peran mereka sebagai pencari nafkah keluarga sedikit diambil alih oleh sang partnernya.hitung-hitung dengan dalih membantu agar dapur tetap mengepul. Bahkan kesuperan sosok wanita menjelma hingga sekarang sampai yg terjadi salah kaprah wanita ramai-ramai mendokonstruksi peran mereka melebihi kodratnya sebagai konco wingking. Dalam era kekinian, mereka berjubel, berebut dan berlari mengejar demi kehidupan ekonomi keluaraga lebih baik dengan menjadi TKW diluar negeri mengalahkan tanggungjawab dan perannya sebagai istri bagi suaminya dan ibu untuk anak-anaknya sehingga yang banyak terjadi adalah perpindahan pola asuh dari ibu ke bapak, nenek atau sodara yang dititipinya, juga hubungan fungsi status sebagai suami istri terbatas jarak, ruang dan waktu.
Itu persoalan klasik wanita kekinian yg merupakan daur ulang kisah lama dalam serial babad perang batarayudha.

            Adalah Drupadi istri Puntadewa mengalami nasib yang tidak jauh berbeda dengan kondisi wanita kekinian, menjadi tumbal atas nama kekuasaan dan arogansi peran laki-laki pada area publik seperti wilayah kepemimpinan yang memperebutkan kursi dan wilayah daerah kekuasaan.

           Drupadi (Nurida) yang terlukis sebagai dewi berkulit hitam manis nan menawan. Memiliki karakter menonjol, cerdas, berani dan tak segan mengungkapkan pendapatnya diluar aura kecantikannya yang terpancar jelas. Ia merupakan pendamping istimewa salah satu keluarga Pandawa.
             Hingga suatu hari, Duryhodana (Landung) yang iri terhadap Pandawa, berusaha menjebak Pandawa. Permainan dadu menjadi alatnya. Dalam permainan dadu tersebut Duryodono melibatkan Sakuni (Sabiq). Sakuni adalah kaki tangan setia Duryhodana. Pandawa pun kalah. Akibat kekalahan Pandawa, Drupadi menjadi korban. Ia dijadikan sebagai barang taruhan dalam permainan dadu tanpa sepengetahuannya. Amat miris nasib Drupadi, ia menjadi permainan hidup lewat sekeping dadu, oleh orang-orang yang semestinya mencintainya.

           Hukuman dari kekalahan Pandawa melawan Duryodono permainan dadu menjadikan Drupadi harus menjalani kehidupan sebagai orang buangan selama 12 tahun. Dalam buangannya, Drupadi harus hidup dalam penyamaran selama 1 tahun. Penyamaran itu tidak boleh diketahui oleh siapapun. Sebab jika penyamaran mereka terbongkar, Pandawa harus mengulangi hukuman itu dari awal.

           Setahun berjalan, hukumanpun berakhir. Pun begitu, ujian keteguhan hati Drupadi sebagai istri Pandawa masih berjalan. Hingga sampai pada suatu ketika terjadi perang saudara. Perang yang muncul tersulut oleh rasa keirian akan kursi kekuasaan yang membuai yang diperebutkan Kurawa dari tangan Pandawa sebagai pemilik sah penerus tahta akhirnya dimenangkan oleh Pandawa. Duryhodana menyerahkan takhta Hastina ke pada Puntadewa dibantu keempat adiknya dan Werkudara (Gigih), Arjuna (Bayu), Nakula (Maudy), Sadewa (Tyfani), Drupadi, dan Kresna (Harimurti), pendamping setia Pandawa, ia memerintah dengan adil dan bijaksana. Begitulah Drupadi, pendamping istimewa kelima Pandawa. Sumber kekuatan bagi Pandawa dalam suka maupun duka ini telah membuktikan bahwa ia adalah permaisuri yang benar-benar teguh hatinya.

          Pertempuran sengit yang memakan banyak korban, peperangan yang terkenal dengan nama perang Baratayuda ini akhirnya dimenangkan oleh Pandawa.
Duryhodana, Akhirnya dengan terpaksa menyerahkan takhta Hastina ke pada Puntadewa. Dengan dibantu keempat adiknya, Werkudara (Gigih), Arjuna (Bayu), Nakula (Maudy), Sadewa (Tyfani), Drupadi, dan Kresna (Harimurti), pendamping setia Pandawa, Puntadewa memerintah dengan adil dan bijaksana. Demikian pula Drupadi, pendamping kelima Pandawa sumber kekuatan bagi Pandawa berhasil setia menjalani suka duka keteguhan seorang permaisuri. Drupadi sukses melalui ujian hidupnya yang laksana permainan dadu dimana hari ini ia menjadi komoditas dan korban kekuasaan, tameng keluarga dalam memenangkan pertarungan antara kekuatan melawan kekuatan, juga menjadi di balik wajah dadu yang lain yang harus mencitrakan sebagai perempuan cerdas, kuat, tangguh dan kuat untuk melindungi kejayaan Pandawa dalam menjaga kekuasaannya. Semoga penonton, bisa memetik segala kekuatan kebaikan Drupadi dan mampu menginternalisasikan dalam kehidupannya. Ingin seperti Drupadi, so dont miss it. Saksikan pentas kolabarasi apresiasi seni budaya persembahan memesona dari SMA Batik 1 Surakarta. Will be there with us, Teater Prodho present it.

1 comments:

Literzet Sobri mengatakan...

Bagus Bu, bisadilanjut.

Posting Komentar

 
BAHASA DAN SASTRA SANG MERPATI PUTIH © 2010 | Designed by Blogger Hacks | Blogger Template by ColorizeTemplates