Tak sebening tetes embun pagi.
Rabu, 14 Desember 2011
Tak sebening tetes embun pagi
Esti suryani
Hidup tak selamanya seperti yang kita inginkan seperti mentari yang selalu setia muncul di ufuk timur merayap dalam awan putihmu dan tenggelam diujung malam. Cakar alam akan menggenggam dalam gelap malam hingga beradu lagi diujung waktu yang terang melepas embun-embun beningnya. Seakan kehidupan terus merayap tanpa ada lagi yang berpaling kembali pada masa yang telah berganti dan tak akan pernah kembali.
Harapan yang pernah tergenggam kuat ditangannya pelan-pelan mulai ia lepas, terurai lekat di semak-semak hijau rerumputan yang menusuk ujung-ujung kakinya yang tak beralas. Rasa cinta yang pernah melekat seakan begitu mudahnya lepas dari genggam tangannya yang erat dan lekat. Seperti butiran padi yang pernah ia genggam dengan erat dan kuat pada akhirnya akan terlepas satu persatu dan akhirnya sama sekali tak ada satu butirpun yang tersisa di telapak tangannya.
Bayu hanya memegang kepalanya dengan wajah kusut tak bersemangat tanpa berani menatap kekasihnya yang pernah ia cinta. Keduanya bersikap dingin dan beku. Di kepala masing-masing memikirkan pemikiran yang berbeda-beda. Bayu takut dengan ancaman ayahnya apabila tetap melanjutkan cintanya dengan Nadia, sementara Nadia merasa dipermainkan dengan kebimbangan Bayu yang berkepanjangan. Apalagi setelah Nadia tahu bahwa diam-diam bayu juga telah memiliki gadis lain tanpa memutus terlebih dahulu dengan Nadia sebagai kekasih.
Perasaan bersalah semakin berkepanjangan mengerogoti perasaa Bayu dan tak mampu menyampaikan rasa bersalah dan maaf pada Nadia. Terlalu banyak kesalahan yang telah ia lakukan pada Nadia hingga tak mampu disebutkan satu persatu kesalahannya dan meminta maaf dihadapan gadis yang sangat ia cintai.
“Nadia... pada awalnya aku hanya bermain-main mata dengan Amalia, aku suka pada kecantikannya, pada kemanjaannya, pada cara dia merayuku, pada cara dia membujukku saat berkencan. Masih melekat di kepalaku saat bergelayut manja dipundak kiriku dan mencium pipiku. Saat itu terasa nyaman sekali. Nadia sama sekali tidak memiliki sikap seperti itu, sama sekali tidak punya. Aku merasakan kejenuhan yang teramat sangat ketika berjalan dengan Nadia yang semakin hari semakin terasa beku”. Bayu duduk menerawang melamunkan dirinya sendiri saat masa-masa kebersama dengan Amalia.
Bayu membuka bungkusan kado di mejanya tanpa memperhatikan ucapan ulang tahun di selembar kertas putih untuknya. Hem panjang warna biru muda dan dasi panjang biru tua dengan serat-serat lembut. Dilemparnya begitu saja kado dari Nadia ke atas kasur di dekatnya. Bayu tidak pernah lagi membutuhkan kado seperti itu dari Nadia. Amalia sudah memberikan ucapan ulang tahun tanpa kado sudah cukup baginya.
Di balai-balai teras kampus Bayu duduk sudah hampir satu jam menunggu kedatangan Amalia, tanpa disadari Nadia sudah berdiri di dekatnya.
“Mas Bayu... kamu dah terima kado dari aku... kamu suka warna biru kan?”, tanya Nadia dengan wajah berseri dan suara lembut.
“Sudah, tapi aku tidak suka warna biru, ndeso...!”, jawab Bayu sambil menepis tangan Nadia yang memegang lembut tangan kiri Bayu.
“Lho... bukannya kamu suka sekali dengan warna favoritmu itu?”. Nadia menatap mata Bayu tak percaya.
“ Yah... benar. Dulu aku sangat suka warna biru itu, tetapi sekarang sama sekali tidak aku sukai. Sudah jangan dekati aku lagi, aku muak dengan wajahmu yang membosankan itu!”, Nadia tersentak tidak percaya dengan sikap Bayu yang kasar itu.
“Apa maksudmu dengan semua ini?”, tanya nadia menyelidik.
“Kita putus... selanjutnya diantara kita tidak ada apa-apa lagi... hanya sebatas teman saja”, mata Bayu membelalak tajam ke wajah Nadia.
“Tidak bisa Bayu... selamanya aku tidak akan mau kamu putus denganmu Bayu...”, jawab Nadia dengan menangis.
“Mulut kamu tidak perlu cenggeng seperti itu, mata kamu tidak perlu menangis seperti itu, aku sudah tahu keburukanmu jadi kita benar-benar harus putus, ambil kado itu kembali dan menjauh dari aku!”. Nadia tetap tidak beranjak dari tempatnya.
“Mas Bayu... apa benar dalam tiga bulan ini kamu sudah pacaran dengan Amalia? Dalam tiap malam minggu kamu tidak lagi ke rumahku tapi pergi bersama Amalia?”, tanya Nadia.
“Mulut kamu bisa dilakban nda sih.... cangkemu bisa dilakban nda to...kalau omong jangan asal bacot, dah jangan ganggu aku, pergi sana!”, dengan rasa sakit, Nadia pergi meninggalkan Bayu.
Peristiwa itu selalu terngiang-ngiang di telingga Nadia, antara perasaan sayang, cinta dan benci selalu menyatu berbaur bagai warna kristal yang sulit terpisahkan lagi.
Waktu terus melaju mengajak awan putih beranjak dari satu tempat ke tempat lainnya berganti dengan awan yang semakin berjalan mendekat bagai awan gelap tebal yang siap menjatuhkan hujan badai dan siap melahap semua isi dunia. Setelah badai tertumpahkan menyapu semua yang ada di depannya, yang ada hanya hamparan kosong sekosong hati Nadia yang telah tersapu bersih oleh kesombongan Bayu untuk menutup hatinya yang telah berpaling. Setahun sudah berjalan untuk berlatih berjalan dalam kesendirian tanpa kehadiran laki-laki manapun. Mencoba untuk memandangi diri dari kebenaran ucapan Bayu waktu itu di balai-balai teras kampus.
“Aku pernah dihardik dengan kata cenggeng, cangkemmu, bacot dll. Kenapa waktu itu aku diam saja di maki-maki seperti itu, kenapa aku tidak bisa membela diri, kenapa aku hanya bisa menangis saja. Yah... aku sangat takut kehilangan orang yang sangat aku cintai. Sekarang dengan menjadikan hatiku ikhlas melepas untuk tidak lagi merasa memiliki, aku tidak takut lagi kehilangan apapun dan siapapun”, guman Nadia dengan senyum memandang ke atas, ke awan putih yang selalu menyapanya tiap pagi hari. Tangannya menyentuh lembut pada embun pagi yang dinggin menahan airnya dengan kedua belah tangannya dan mengusapnya di wajahnya sambil berkata.
“Embun pagiku kau... selalu ada bersamaku menyapa lembut di kedua telingaku di tiap-tiap ujung pagi hari dengan sebongkah harapan pasti untuk hari-hari”, ucap Nadia dengan pelan dan lembut.
“Nadia... Akulah embun pagi yang selalu engkau tunggu-tunggu, aku minta maaf dan kembali menjadi penyejuk hatimu tiap pagi hari”, Nadia terperanjat melihat Bayu sepagi ini sudah menemuinya di rumahnya.
“Mas Bayu... terimakasih kau mau menemuiku tapi kuharap kedatanganmu bukan membawa hati yang penuh dengan kalimat kasar dan kotor untukku,” jawab Nadia.
“Tidak Nat... aku datang membawa hatiku yang lebih mencintaimu” jawab Bayu mendekat ke wajah Nadia.
“Tapi hatimu tidak lagi memiliki warna biru, hatimu merah seperti laki-laki lain pada umumnya yang tidak pernah memandang wajahku tiap pagi hari”, pancing Nadia.
“Nadia ... hatiku tetap biru seperti warna kesukaan kita dulu, kita bersama lagi seperti waktu-waktu lalu, aku tidak akan lagi mengertakmu dengan kalimat-kalimat kasar dan kotor, karena aku sangat mencintaimu”, Jawa bayu menyakinkan.
“Aku tahu hatimu yang sebenarnya sangat lembut hingga kau memaafkanmu dengan ketulusan, tapi mas....”, Nadia menatap tajam mata Bayu mencari kebenaran hakiki.
“Tapi kenapa....?”, desak bayu pada nadia.
Tapi luka hati ini, sakit hati ini, kekecewaan hati ini tidak bisa terobati lagi... sudah berbekas dalam benakku, bahwa kau... mas Bayu laki-laki yang pernah bersikap kasar padaku, dimataku sekarang ini bukan lagi sorot mata mas Bayu yang sangat aku cintai tapi yang ada hanya sorot mata seorang monster yang sewaktu-waktu siap melukai dan membunuhku dengan sadis”, Bayu merunduk menyesali perbuatan yang telah ia lakukan selama ini pada Nadia.
“Kenapa kau memfonisku seperti itu Nadia...?”, tanya Bayu memprotes.
“Yang memfonis bukan aku, tapi dirimu sendiri yang telah bersikap lewat mulutmu tanpa mampu kau kendalikan. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri dengan tetap mencintai seorang monster sepertimu”, jelas Nadia.
“Lalu... apa yang akan kau lakukan dengan hubungan kita inin Nat...?”, tanya Bayu.
“Aku sekarang sudah bisa menerima ucapan putusmu ketika kita berada diteras kampus, saat kau kembalikan kado ulang tahun dariku untukmu, yah... aku terima dan kita putus. Sejak detik ini aku tidak akan menemuimu lagi mas Bayu”, jelas nadia dengan tenang dan tegas.
Nadia pergi meninggalkan Bayu yang duduk sendiri dan masuk ke dalam rumah. Sementara bayu baranjak dari kursi meninggalkan bayangan Nadia yang terus menatap hatinya dengan tatapan aneh tidak lagi sedingin embun pagi yang diharapkan didapatnya pagi ini. Bayu pergi mengendarai sepeda motornya ke arah timur menatap sinar matahari yang terasa sangat menusuk disetiap sendi-sendi nadinya.
selesai
Tentang Esti
Keseharian disibukkan dengan membimbing anak-anak didiknya dan 3 anak di rumahnya yang lapang di Sukoharjo. Setelah menyelesaikan pendidikan S2 UNS digunakan waktunya untuk kegiatan-kagiatan karya dan penikmat seni dan sastra. Baginya hidup sebuah keikhlasan dan tanggungjawab yang ternyata mampu jadi teman setia untuk setiap langkah-langkahnya.
13 comments:
nama: nadia sabrina
kelas: x4/24
1. Judul cerita rakyat: Asal-Usul Propinsi Jambi (Cerita Rakyat Dari Jambi)
2. Ringkasan cerita: Dahulu kala, di sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Limbungan, hiduplah seorang putri cantik jelita bernama Putri Pinang Masak. Selain cantik, dia terkenal pula berbudi luhur, adil dan bijaksana. Banyak laki-laki yang datang melamar, tapi tak satupun laki-laki tersebut diterima olehnya. Suatu hari, datanglah Raja yang akan melamar Putri Pinang Masak. Raja tersebut terlihat angkuh, buruk rupa, dan dia terkenal dengan sebutan "Raja Pencetus Perang". Karena Putri Pinang Masak takut rakyat-rakyatnya di porak-porandakan oleh sang Raja karena dia menolak lamaran sang Raja, maka dia memutuskan untuk menerima lamaran sang Raja dengan satu syarat: Putri Pinang minta dibuatkan sebuah istana yang besar beserta seluruh isinya hanya dalam waktu satu malam sampai ayam berkokok, bila sang Raja gagal, seluruh kerajaan milik sang Raja diserahkan kepada Putri Pinang Masak. Sang Raja pun setuju. Dia pun mulai mengumpulkan ribuan tukang untuk membangun istana tersebut. Saat istana sudah hampir selesai, Putri Pinang Masak pergi ke kandang ayam dengan membawa lampu yang sangat terang. Lampu tersebut dihadapkan kepada ayam-ayam yang tertidur, sehingga akhirnya ayam-ayam tersebut terbangun dan mulai berkokok bersahut-sahutan. Sang Raja pun merasa gagal akan syarat yang diberikan oleh Putri Pinang Masak. Akhirnya dia memberikan seluruh kerajaan dan istana yang baru dibangun tersebut kepada Putri Pinang Masak. Putri Pinang Masak diberi kehormatan untuk menjadi seorang Ratu. Di kerajaan tersebut, dia dipanggil dengan sebutan Ratu Jambe. Jambe menjadi Jambi. Dan akhirnya terjadilah propinsi Jambi hingga saat ini.
3. Unsur Intrisik dalam cerita rakyat tersebut:
- Tema: Seorang Putri yang baik dan seorang Raja yang kejam.
- Alur: Maju.
- Penokohan: Putri Pinang Masak > cerdik, adil, berbudi luhur, bijaksana
Sang Raja > Kejam, pendiriannya lemah, tidak mau berpikir dua kali sebelum berbuat
- Latar: tempat > rumah Putri Pinang Masak.
waktu > malam hari
peristiwa > Raja melamar Putri Pinang Masak, Raja membangun istana, Putri Pinang Masak menjadi Ratu Jambe.
- Amanat: berpikirlah matang-matang sebelum melakukan sesuatu, sebelum penyesalan datang.
4. Karakteristik cerita rakyat tersebut:
- tidak memiliki pencipta atau pengarang cerita
- ceritanya menyebar dari perkataan orang-orang, dari mulut ke mulut
- ceritanya bersifat istana sentris
- ceritanya sesuai dengan keadaan masyarakat lama.
Nama : R. Ikka LP
Kelas X4/28
1. Judul Cerita : Situ Bagendit (cerita Rakyat dari Jawa Barat)
2. Ringkasan Cerita
Pada zaman dahulu hiduplah seorang janda yang kaya raya,bernama Nyai Bagendit.
Ia tinggal di sebuah desa di daerah Jawa Barat. Nyai Bagendit mempunyai harta yang berlimpah ruah. Akan tetapi,ia sangat kikir dan tamak. Ia juga sangat sombong,terutama pada orang-orang miskin.
Suatu hari ketika Baginda Endit sedang mengitung emas-emasnya,dia didatangi seorang pengemis perempuan tua dan anaknya.
“Baginda Endit kasinilah kami,kami sudah tidak makan selama berhari-hari,”kata perempuan itu memelas.
“Hei kau perempuan tua enyahlah dari hadapanku sekarang juga,”kata Baginda Endit kesal. Pengemis tua itu memohon-mohon terus pada Baginda Endit untuk meminta makanan karena anaknya menangis terus. Kemudian Baginda Endit masuk kerumahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Beberapa saat kemudian Baginda Endit keluar dengan membawa sebuah ember yang berisi penuh air. Tiba-tiba Baginda Endit menyiramkan embernya itu ke pengemis tua dan anaknya,kemudian dia menyeret pengemis tua itu keluar dari halaman rumahnya,anak pengemis tua itu menangis semakin keras.
Keesokan harinya banyak penduduk yang datang kerumah Situ Bagendit untuk meminta air yang digunakan untuk memenuhi keperluan memasak,mandi,mencuci,dan lain-lain. Di desa itu hanya Situ Bagendit yang memiliki sumur dengan air melimpah.
“Baginda Endit tolonglah kami,izinkan kami meminta air dari sumurmu,”iba seorang warga dari luar pagar.
“Hai,kalian semua! Tidak aku izinkan mengambil air dari sumurku. Jika kalian ingin mengambil air pergilah ke sungai!”usir Baginda Endit.
Para warga langsung pergi dari rumah Baginda Endit,mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Saat para warga berlalu dari rumah Situ Bagendit,datanglah seorang kakek yang ingin meminta air untuk minum.
“Ampun Baginda Endit hamba ingin meminta air untuk minum,”iba pengemis itu.
Baginda Endit sedari tadi sudah kesal melihat kedatangan kakek itu,dia langsung keluar dari rumahnya dan merampas tongkat kakek itu. Kemudian dia langsung memukul kakek itu dengan tongkat itu hingga tidak berdaya. Melihat kakek itu tidak berdaya Baginda Endit masuk kedalam rumahnya lagi.
Kakek itu dengan sisa tenaganya berusaha bagkit mengambil tongkatnya,dia menancapkan tongkat itu di halaman belakang rumah Baginda Endit,dan mencabutnya.
Tiba-tiba air menyembur dari bekas tancapan tongkat itu,air yang menyebur itu kemudian semakin deras. Para warga meninggalkan desa untuk meyelamatkan diri,sedangkan Baginda Endit masih berada di dalam rumahnya untuk menyelamatkan harta bendanya. Tanpa ia sadari seluruh desa sudah terendam air bah,dia berteriak-teriak meminta tolong. Namun,semua penduduk desa sudah mengungsi ketempat yang lain. Baginda Endit perlahan-lahan tenggelam bersama peti yang berisi permata-permatanya. Semakin lama desa tersebut telah tergenang air hingga akhirnya lenyap dan menjadi danau yang luas. Oleh masyarakat setempat danau tersebut diberi nama Situ Bagendit.
2. Unsur Intrinsik
a.Tema : seorang wanita yang sombong dan pelit
Bukti : Ia tidak pernah mau memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Bahkan jika ada orang miskin yang datang ke rumahnya untuk meminta bantuan, ia tidak segan-segan mengusirnya.
Lanjutan R. Ikka LP
b. Alur : Maju
Bukti : -Suatu hari ketika Baginda Endit sedang mengitung emas-emasnya,dia didatangi seorang pengemis perempuan tua dan anaknya. Baginda Endit kemudian mengusir perempuan itu.
-Keesokan harinya para warga desa datang kerumah Baginda Endit meminta air.
Baginda Endit juga mengusir mereka semua.
-Setelah warga desa pergi datang seorang kakek yang ingin meminta air untuk diminum,Baginda Endit memukulinya dengan tongkat milik kakek itu,hingga tidak berdaya.
- Kakek itu kemudian berusaha mengambil tongkatnya,dia menancapkan tongkat itu ke halaman belakang rumah Baginda Endit,hingga tiba-tiba air menyembur air yang semakin lama semakin besar dan menenggelamkan Baginda Endit bersama harta bendanya serta seluruh desa.
Peristiwa--> a. Saat sedang menghitung emasnya,Baginda Endit didatangi seorang pengemis bersama anaknya,kemudian dia mengusirnya dengan menyiramnya air dan menyeretnya keluar dari halaman rumahnya
b. Keeseokan harinya seluruh warga dikampungnya mendatangunya untuk meminta air dari sumurnya,tapi Baginda Endit mengusir mereka,
c. Setelah warga pergi,datanglah seorang kakek yang ingin meminta air di sumur Baginda Endit untuk diminum,tetapi Baginda Endit memukulnya dengan tongkat yang dirampas dari kakek itu hingga tidak berdaya. Kakek itu berusaha mengambil tongkatnya,kemudian menancapkannya dihalaman bekang rumah Baginda Endit,tiba-tiba menyeburlah air dari tongkat itu yang lama-lama semakin banyak.
d. Warga desa langsung melarikan diri,ketempat yang aman. Tetapi Baginda endit memilih menyelamatkan hartanya,kemudian air semakin banyak. Baginda Endit berteriak hingga suaranya perlahan-lahan menghilang
e. Baginda Endit tenggelam bersama harta bendanya
c. Tokoh : a. Baginda Endit : Antagonis (pelit,serakah,sombong)
b.Pengemis Tua : Protagonis (sabar,baik,pantang putus asa)
c. Kakek : Protagonis (pantang menyerah,sabar,bijaksana)
d. Latar : a. Tempat : Rumah Situ Bagendit
Bukti: Suatu hari ketika Baginda Endit sedang asyik menghitung emasnya,dia di datangi seorang pengemis perempuan tua dan anaknya
b. Waktu: Siang hari,pagi hari
Bukti: Keesokan harinya banyak penduduk yang datang kerumah Situ Bagendit untuk meminta air yang digunakan untuk memenuhi keperluan memasak,mandi,mencuci,dan lain-lain.
c. Suasana: Menengangkan
Bukti: - Tak berapa lama kemudian, Baginda Endit pun keluar. Namun, bukannya membawa makanan, melainkan sebuah ember yang berisi air dan tiba-tiba Baginda Endit menyiramkannya ke arah perempuan tua itu.
-Sungguh malang nasib kakek tua itu. Bukannya air minum yang diperoleh dari janda itu melainkan penganiayaan. Sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, kakek itu berusaha meraih tongkatnya untuk bisa bangkit kembali. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya.
- Baginda Endit terus berteriak hingga suaranya menjadi parau. Namun tak seorang pun yang datang menolongnya karena seluruh warga telah pergi meninggalkan desa. Janda kaya yang pelit itu tidak bisa lagi menyelamatkan diri dan tenggelam bersama seluruh harta kekayaannya.
e. Sudut Pandang : Orang ketiga
Bukti: Nama-nama tokoh dalam cerita menggunakan nama mereka masing-masing. Contoh: Situ Bagendit,Kakek Tua,Pengemis perempuan tua
f. Amanat:- Keserakahan dapat membawa petaka
-Kita janganlah kikir,sombong,dan tamak terhadap harta
-Kita harus berbagi kepada orang yang membutuhkan
3. Unsur Ekstrinsik
a. Unsur Sosial
Bukti: Karena sifatnya yang kikir dan pelit itu, maka masyarakat di sekitarnya memanggilnya Bagenda Endit, yang artinya orang kaya yang pelit.
b. Unsur Budaya
Karena merupakan istilah/ungkapan bagi orang kaya yang pelit.
4. Karakteristik
a. Termasuk prosa lama
b. Cerita bersifat anonim (tidak diketahui pengarangnya)
c. Prosa berbentuk legenda
henida dp
21/X.4
ringkasan cerita :
Bebek Gila dan Macan Hutan
Hiduplah seorang budak kecil bernama Hu-Lin yang diperlakukan buruk oleh majikannya. Hu-Lin memiliki sahabat seekor bebek bernama Chang. Chang adalah peliharaan seorang kakek jelek. Suatu hari saat Chang melihat pintu kamar tuannya yang sedang tidur, terlihatlah seorang lelaki muda yang tampan bukannya sosok tuannya. Chang pun menceritakan pada Hu-Lin, lalu mereka menyelidiki sosok lelaki muda itu di kamar majikan Chang. Karena takut ketahuan, Chang dan Hu-Lin pun bersembunya di tirai kamar majikan Chang. Di ranjang majikan Chang, berbaring seorang lelaki muda yang sangat tampan. Chang dan Hu-Lin pun terkejut, lelaki muda itu bahkan lebih kaget daripada Chang dan Hu-Lin atas keberadaan mereka. Setelah mengetahui maksud kedatangan Chang dan Hu-Lin, lelaki muda itu pun menceritakan tentang dirinya yang semula seorang kakek jelek saat tidur berubah menjadi lelaki muda yang tampan. Ternyata lelaki muda itu terkena kutukan karena kesombongannya. Dan kutukan itu dapat hilang apabila datang seekor bebek gila yang membebaskan macan hutan dari perbudakan. Karena Hu-Lin berarti macan hutan, sedangkan Chang berarti gila yang diartikan bebek gila. Sekarang lelaki muda itu pun dapat terbebas dari kutukannya dan membebaskan Hu-Lin dari majikannya.
Unsur intrinsik :
• Tema : Kutukan yang diterima lelaki muda
• Alur : Campuran
• Penokohan;
Chang : baik hati, peduli
Hu-Lin : sabar, setia kawan
Lelaki muda : mau berusaha, sabar
Majikan Hu-Lin : kejam, tidak dapat menghargai orang
• Latar, ;
Tempat : rumah majikan Chang
Waktu : malam hari
Keadaan : menegangkan
• Amanat ;
Bersikaplah baik bila tidak ingin menderita.
Jadilah majikan yang baik dan ramah.
Sabar dan tabahlah dalam menghadapi masalah atau cobaan.
Unsur Ekstrisik :
• Nama Pengarang : Chris Thomas
• Asal Pengarang : Tiongkok
Karakteristik :
• Puisi berbentuk kaku.
• Prosa lama sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan yang lambat.
• Prosa berbentuk hikayat.
Henida dp
21/X.4
Bebek Gila dan Macan Hutan
Hiduplah seorang budak kecil bernama Hu-Lin yang diperlakukan buruk oleh majikannya. Hu-Lin memiliki sahabat seekor bebek bernama Chang. Chang adalah peliharaan seorang kakek jelek. Suatu hari saat Chang melihat pintu kamar tuannya yang sedang tidur, terlihatlah seorang lelaki muda yang tampan bukannya sosok tuannya. Chang pun menceritakan pada Hu-Lin, lalu mereka menyelidiki sosok lelaki muda itu di kamar majikan Chang. Karena takut ketahuan, Chang dan Hu-Lin pun bersembunya di tirai kamar majikan Chang. Di ranjang majikan Chang, berbaring seorang lelaki muda yang sangat tampan. Chang dan Hu-Lin pun terkejut, lelaki muda itu bahkan lebih kaget daripada Chang dan Hu-Lin atas keberadaan mereka. Setelah mengetahui maksud kedatangan Chang dan Hu-Lin, lelaki muda itu pun menceritakan tentang dirinya yang semula seorang kakek jelek saat tidur berubah menjadi lelaki muda yang tampan. Ternyata lelaki muda itu terkena kutukan karena kesombongannya. Dan kutukan itu dapat hilang apabila datang seekor bebek gila yang membebaskan macan hutan dari perbudakan. Karena Hu-Lin berarti macan hutan, sedangkan Chang berarti gila yang diartikan bebek gila. Sekarang lelaki muda itu pun dapat terbebas dari kutukannya dan membebaskan Hu-Lin dari majikannya.
Unsur intrinsik :
• Tema : Kutukan yang diterima lelaki muda
• Alur : Campuran
• Penokohan;
Chang : baik hati, peduli
Hu-Lin : sabar, setia kawan
Lelaki muda : mau berusaha, sabar
Majikan Hu-Lin : kejam, tidak dapat menghargai orang
• Latar, ;
Tempat : rumah majikan Chang
Waktu : malam hari
Keadaan : menegangkan
• Amanat ;
Bersikaplah baik bila tidak ingin menderita.
Jadilah majikan yang baik dan ramah.
Sabar dan tabahlah dalam menghadapi masalah atau cobaan.
Unsur Ekstrisik :
• Nama Pengarang : Chris Thomas
• Asal Pengarang : Tiongkok
Karakteristik :
• Puisi berbentuk kaku.
• Prosa lama sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan yang lambat.
• Prosa berbentuk hikayat.
Nama : Oktaviani Wijaya
Kelas/No : X4 / 26
1.Judul : Sangkuriang
2.Ringkasan cerita : Pada zaman dahulu,hiduplah seorang putri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi.Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang dan suaminya adalah seekor anjing kesayangan istana,titisan dewa bernama Tumang.Suatu hari,Tumang tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang untuk menangkap hewan buruan.Lalu Sangkuriang mengusirnya ke dalam hutan.Sesampainya di rumah Sangkuriang menceritakan kepada Dayang Sumbi dan marahlah ia.Lalu tanpa sengaja Dayang Sumbi memukul Sangkuriang dengan sendok nasi.Dengan perasaan kecewa Sangkuriang pergi.Setelah kejadian itu Dayang Sumbi menyesali perbuatannya kemudian ia selalu berdoa dan bertapa dan mendapat hadiah dari para dewa berupa awet muda dan kecantikan yang abadi.Setelah bertahun-tahun mengembara,Sangkuriang kembali ke kampungnya,di sana ia bertemu dengan seorang gadis cantik yaitu Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibunya.Akhirnya mereka saling jatuh cinta.Pada suatu hari,saat Sangkuriang akan berburu ia meminta tolong kepada Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya.Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang yang sama persis dengan bekas luka anaknya yang lama merantau.Semenjak itu Dayang Sumbi menjadi ketakutan.Saat akan dipinang,Dayang Sumbi memberikan 2 syarat kepada Sangkuriang yaitu : membendung sungai Citarum dan membuatkannya sampan besar dan harus selesai sebelum fajar tiba.Malam harinya Sangkuriang bertapa dan mengerahkan makhluk-makhluk gaib untuk membantu pekerjaan itu.Dan Dayang Sumbi mengetahuinya.Kemudian ia menggelar kain sutra warna merah di timur kota,melihat warna merah itu Sangkuriang menghentikan pekerjaannya dan mengira bahwa hari sudah pagi.Dengan perasaan marah karena tidak bisa memenuhi syarat Dayang Sumbi,akhirnya dia menjebol bendungan yang dibuatnya dan menendang sampan besar,sampan itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung bernama " Tangkuban Perahu "
3.I.Unsur Intrinsik :
*Tema : Percintaan ( antara ibu dan anak)
*Penokohan :a.Dayang Sumbi : Penyayang,rajin berdoa
b.Sangkuriang : Curang,pemarah
c.Tumang : Pemalas
*Alur : Mundur
*Latar : waktu : Pada zaman dahulu,pada suatu hari,malam hari
tempat : di Jawa Barat
suasana : mengecewakan
*Sudut pandang : Diaan Mahatahu
*Amanat :Seorang anak tidak boleh menikah dengan orang tuanya sendiri dan apapun yang terjadi anak harus berbakti pada orang tua dan mau menerima kenyataan bahwa itu adalah orang tuanya.
II.Unsur Ekstrinsik :
*Unsur sosial : Seorang anak tidak boleh menikah dengan orang tuanya karena itu dapat merusak nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.
4.Karakteristik/Ciri cerita tersebut :
*Bersifat anonim
*Cerita bersifat feodal(istana sentris)berkisah tentang keluarga raja
Bukti : Pada zaman dahulu hiduplah seorang putri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi.
*Prosa lama sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan yang sangat lambat (statis)
*Disebarkan dari mulut ke mulut
*Bersifat sederhana
Nama : Narisa Nur Aini Said
No : 25
Kelas : X.4
1. Judul cerita : Snow White dan 7 kurcaci
2. Ringkasan cerita :
Snow White adalah putri muda yang tinggal di istana bersama ibu tirinya, Ratu Jahat. Snow White memiliki suara yang merdu. Walau diperlakukan buruk oleh Ratu Jahat, Snow White tetap ceria. Dia bernyanyi sambil bekerja, ditemani burung-burung merpati. Ratu Jahat tidak senang Snow White menjadi gadis tercantik seperti yang dikatakan cermin ajaibnya. Dia mau membunuh Snow White dengan jasa seorang pemburu. Snow White dibawa ke hutan oleh pemburu. Pemburu yang hendak membunuh Snow White tidak tega melaksanakan perintah sang ratu. Dia pun menyuruh Snow White kabur. Snow White berlari ke dalam hutan. Dia ketakutan karena di tengah hutan yang besar dan sangat gelap, ditambah dia masih tidak percaya Sang Ratu mau membunuhnya. Dia terjatuh dan menangis. Namun binatang-binatang hutan berdatangan dan menghiburnya. Snow White mempunyai kepribadian yang sederhana dan pandai menyanyi. Dia dibawa para binatang ke pondok kurcaci. Menemukan rumah kurcaci kotor, Snow White berinisiatif untuk membersihkannya. Karena kelelahan, Snow White tertidur. Setelah terbangun, Snow White berteman baik dengan para kurcaci yang sudah pulang dari bekerja bertambang yang sempat takjub akan keberadaan Snow White di pondok mereka. Ketika ketujuh kurcaci itu pergi menambang permata, Ratu Jahat yang telah berubah wujud melalui ramuan menjadi nenek tua datang ke pondok kurcaci. Ratu Jahat menipu Snow White yang sedang membuat kue pai. Ratu Jahat memberikan apel beracun yang katanya, kalau Snow White memakan apel pemberiannya sambil mengucapkan harapannya, harapan Snow White akan terkabul. Ketika Snow White memakan apel beracun itu, Snow White malah jatuh tak sadarkan diri. Para kurcaci diberitahu oleh binatang-binatang hutan tentang kedatangan Ratu Jahat, mengejar Ratu Jahat sampai ke puncak tebing di mana sang ratu jatuh dan meninggal. Tetapi Snow White tidak terselamatkan. Dia akhirnya diletakkan di dalam peti kaca. Pada musim semi, Pangeran yang mendengar kabar tentang meninggalnya Snow White, mencari dan berhasil menemukannya. Dia mencium Snow White dan Snow White pun terbangun. Hanya ciuman cinta sejati yang dapat mengalahkan kutukan. Pangeran dan Snow White pergi menuju istana dan hidup bahagia.
3.#Unsur Intrinsik :
~ Tema : Kebaikan Hati Seseorang
~ Alur : Maju
~ Penokohan :
Snow White : baik hati, polos, ceria , ramah, dan rajin
Ratu Jahat : jahat, dan sombong
Para Kurcaci : baik , suka menolong , rajin dan ramah
Pangeran : baik , dan setia
Cermin ajaib : jujur
~ Latar :
Tempat : rumah Snow White dan rumah Para kurcaci
Waktu : pagi hari , siang hari dan malam hari
Keadaan : menyedihkan dan membahagiakan
~ Amanat :
Bersikaplah baik dan tidak sombong
Kecantikan abadi adalah sifat yang baik hati
#Unsur Ekstrisik :
~ Nama Pengarang : Grimm Bersaudara
~ Asal Pengarang : Jerman
4. Karakteristik :
~ Prosa lama sesuai dengan keadaan masyarakat yang mengalami perubahan yang sangat lambat
~ Berkisah tentang kerajaan
~ Prosa hampir seluruhnya berbentuk dongeng
~ Tidak dipengaruhi kesusastraan Hindu dan Arab
~ Cerita bersifat anonim
NAMA : DIANA AZHAR
NO : 13
KELAS : X 4
• Menceritakan kembali karya sastra klasik dalam 1 paragraf
CINDERELLA
Pada zaman dahulu kala,ada seorang gadis yang baik hati bernama Cinderella. Dia sangat baik hati dan cantik. Tetapi sayang, ayahnya telah meninggal dunia dan sepeninggal ayahnya ia tinggal bersama ibu dan saudara tirinya. Setiap hari ia disiksa,dengan cara disuruh mencuci piring, mengepel lantai dan melayani mereka.Walaupun begitu Cinderella tetap percaya bahwa suatu hari ia akan hidup bahagia.Suatu hari,seorang pangeran ingin mencari permaisuri maka diadakanlah sebuah pesta dansa besar di istana, tetapi Cinderella tidak diijinkan untuk ikut. Tetapi, Ibu Peri datang dan menolongnya. Cinderella pun disulap menjadi seorang putri cantik. Di istana, sang pangeran jatuh cinta pada Cinderella, lalu mengajaknya berdansa. Cinderella jadi lupa, bahwa ia tak boleh pulang lebih dari jam 12, karena pada jam itu semua sihir Ibu Peri berakhir. Denting lonceng pukul 12 terdengar, dan Cinderella berlari. Tak terasa, sebelah sepatu kacanya terlepas dan tercecer di tangga istana. Sang pangeran memungutnya, dan mengumumkan barangsiapa kakinya pas dengan sepatu itu, siapapun dia, akan dia jadikan isteri. Namun, sepatu itu tidak pas di kaki siapapun yang mencobanya, termasuk 2 kakak tiri Cinderella. Cinderella lalu ikut mencoba, dan kakinya pas! Cinderella akhirnya menikah dengan Pangeran dan hidup bahagia selamanya.
•Identifikasi karakteristik atau ciri-ciri karya Sastra Klasik Cinderella
1) Cerita berkisah kerajaan, istana, keluarga raja, bersifat feodal (istana sentris)
2) Prosa hampir seluruhnya berbentuk dongeng.
3) Pembaca dibawa ke alam khayal dan fantasi
4) Berbentuk terikat dan baku
5) Prosa lama sesuai keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan sangat lambat (statis)
6) Disebarkan dari mulut ke mulut
• Unsur intrinsik :
1) Tema : Menceritakan kehidupan gadis cantik yang hidup sengsara tetapi kehidupannya berubah ketika bertemu jodohnya yang dari keluarga kaya (keluarga kerajaan).
2) Alur atau plot : Maju
3) Penokohan :
o Cinderella : Baik hati, sabar, penyayang, murah hati, pemaaf, bijaksana, cantik, rajin
o Ibu tiri : Jahat, sombong, licik, galak
o Saudara tiri 1 : Jahat, licik, pemalas
o Saudara tiri 2 : sombong, licik, galak
o Ibu Peri : Baik hati, suka menolong, bijaksana, ramah
4) Latar atau setting : tempat tinggal pangeran, tempat tinggal Cinderella, dan setting perjalanan dari rumah Cinderella menuju ke tempat pangeran.
5) Amanat : harus senantiasa sabar dalam menghadapi cobaan. Kita harus menjadi orang yang baik hati, sabar, penyanyang, jujur, dan suka menolong. Kita janganlah suka iri dan benci serta jahat kepada orang lain, terlebih lagi kepada saudara sendiri.
• Unsur Ekstrinsik
Nama pengarang : Grimm Bersaudara
Lanjutan Diana Azhar
Unsur Ekstrinsik
Nama pengarang : Charles Perrault
Andar Yudho W
X4/5
Dua Orang Pengembara dan Seekor Beruang
Rangkuman cerita :
Dua orang berjalan mengembara bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat. Saat itu tiba-tiba seekor beruang yang sangat besar keluar dari semak-semak di dekat mereka.
Salah satu pengembara, hanya memikirkan keselamatannya dan tidak menghiraukan temannya, memanjat ke sebuah pohon yang berada dekat dengannya.
Pengembara yang lain, merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal.
Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi.
Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya.
"Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di katakan oleh beruang itu"
"Beruang itu berkata," kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya."
Unsur Intrinsik :
1. Tema : Persahabatan
2. Latar : Tempat = Hutan , Waktu=Siang hari , Suasana=Menegangkan
3. Penokohan : > Pengembara 1 : Memikirkan diri sendiri
Pengembara 2 : Cerdik
Beruang : Bijaksana
4. Amanat : Jangan menjadi sahabat yang mudah melupakan keselamatan sahabat yang lain.
Unsur Ekstrinsik :
1. Nama Pengarang : ( Tidak diketahui / anonym )
2. Karakteristik : Enak untuk dibaca
Nama:Rizqi Dyah K.
Kelas: X4/32
1. Cerita rakyat :Sangkuriang
2. Ringkasan: Dahulu kala, terdapat dua kerajaan yang bertetangga di Jawa Tenggah yaitu Kerajaan Baka dan Pengging. Kerajaan pengging dipimpin oleh raja yang bijaksana yaitu Prabu Damar maya dan anaknya yang sakti Raden Bandung Bondowoso. Sedangkan kerajaan baka di pimpin oleh Prabu Baka yang berasal dari bangsa raksasa, di bantu oleh Patih Gupala dan neniliki anak yang cantik bernama Rara Jongrang. Prabu Baka tewas, pada saat perang merembut kerajaan pengging karena kalah oleh kesaktian Bandung Bondowoso. Patih Gupala segera kembali ke kerajaan Baka untuk memberi tau Rara Jongrang bahwa ayahnya tewas. Pada saat Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupala, pertama kali Bandung Bondowoso melihat Rara Jongrang, Bandung Bondowoso terpikat oleh kecantikan Rara Jongrang dan akhirnya meminta Roro jongrang untuk menjadi istrinya. Roro Jongrang menolak, akan tetapi Bandung Bondowoso tetap meminta. akhirnya Roro Jongrang mengajukan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan. Ia meminta dibuatkan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda, dan minta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi untuknya. Meskipun syarat-syarat itu teramat berat dan mustahil untuk dipenuhi, Bandung Bondowoso menyanggupinya. Bandung Bondowoso berhasil membuat sumur dengan kesaktiannya, akan tetapi Rara Jongrang mencoba memperdayanya untu turun ke sumurnya, akan tetapi hal itu tidak berhasil.Untuk mewujudkan syarat kedua, sang pangeran bersemadi dan memanggil makhluk halus, jin, setan, dan dedemit dari dalam bumi. Dengan bantuan makhluk halus ini sang pangeran berhasil menyelesaikan 999 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa seribu candi sudah hampir rampung, sang putri berusaha menggagalkan tugas Bondowoso. Ia membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi. Ia kemudian memerintahkan agar membakar jerami di sisi timur. Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke dalam bumi. Akibatnya hanya 999 candi yang berhasil dibangun dan Bandung Bondowoso telah gagal memenuhi syarat yang diajukan Rara Jonggrang. Ketika mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca yang terindah untuk menggenapi candi terakhir.
3. UNSUR INTRINSIK
-Tema : Percintaan
-Penokohan
a. Prabu Damar Maya: Bijaksana
b. Raden Bandung Bondowoso: Gagah perkasa, sakti
c. Prabu Bak: Tamak, Rakus
d. Patih Gupala: baik, penakut
e. Rara Jongrang: Cantik, tidak konsisten, angkuh
-Alur: Maju
-Latar
a. Tempat: Kerajaan Baka. Jawa Tenggah
b. Waktu: Malam hari
c. Suasana: Menengangkan, mengecewakan
-Sudut Pndang: Diaan Mahatahu
-Amanat: Konsisten dalam membuat janji.
UNSUR EKSTRINSIK
-Unsur Sosial: apabila memberi janji janganlah membuat kecewa,dan tidak konsisten dalam membuat janji akan berakibat besar. Seperti Rara Jongrang dikutuk menjadi jandi yang seribu akibat menggagalkan rencana Bandung Bandawaso.
4. Identifikasi Ciri-ciri sastra
-Bersifat anonim
-Cerita bersifat feodal(istana sentris)berkisah tentang keluarga raja
Bukti : Terdapat dua kerajaan yang bertetangga di Jawa Tenggah yaitu Kerajaan Baka dan Pengging.
-Prosa lama sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan yang sangat lambat (statis)
-Disebarkan dari mulut ke mulut
-Bersifat sederhana
Dewi Meilya A.S
X4/11
1.Judul cerita : Beauty and the Beast
2.Ringkasan Cerita : Disebuah pedesaan hidup seorang ilmuwan tua bernama Maurice, Maurice mempunyai putri yang bernama Belle. Belle adalah gadis tercantik di desa itu, banyak pria berniat meminangnya termasuk preman desa yaitu Gaston, tetapi sayangnya Gaston hanya menyayanginya karena kencantikannya saja bukan karena hatinya. Suatu hari Maurice pergi mengunggani kuda yang bernama Philip, tiba-tiba segerombolan serigala mengepungnya, karena kaget Philip hampir terperosok ke jurang setelah itu Philip berbalik Maurice jatuh, Maurice bingung ia berjalan terus sampai di depan sebuah kastil. Kastil itu milik seorang pangeran yang dikutuk menjadi seorang yang buruk rupa karena sombong, dan semua penghuninya di rubah menjadi benda benda dan kutukan itu hanya bisa di sembuhkan oleh Belle, Maurice langsung dimasukkan ke penjara. Dirumah Belle terkejut karena Philip kembali tanpa ayahnya. Belle menyusul ke kastil sesampainya di kastil Belle langsung di tuntun ke penjara ayahnya oleh penghuni kastil, saat Beast tahu, ia marah dan membebaskan Maurice dan memasukkan Belle ke penjara. Di dalam penjara Belle sangat bahagia pada awalnya memang Belle takut dengan Beast yang tempramen tetapi seiring berjalannya waktu ia mulai mencintai Beast. Suatu saat Belle meminta untuk pulang agar bisa merawat ayahnya akhirnya Belle pulang. Suatu hari Gaston ingin memasukan Maurice ke rumah sakit karena Maurice bercerita kepada Gaston tentang Beast dan Gaston tidak mempercayainya. Gaston berkata ke pada Belle ia akan membebaskan Maurice jika Belle menikah dengannya tetapi Belle tidak mau. Gaston marah dan ia mengajak warga untuk menghancurkan kastil itu, beberapa saat kemudian Belle dan Maurice menyusul ke kastil. Sampai sana kastil sudah di porak-porandakan oleh warga, tetapi Beast yang menang dalam pertandingan ini. Anak buah Beast berpesta atas kemenangan mereka. Mereka tidak tahu Gaston sudah menyelinap ke menara, tempat Beast berada. Pertarungan berlangsung. Beast diam saja karena telah putus asa ditinggal orang yang dicintainya. Tepat saat Gaston akan menghunus Beast, lalu Belle bersama Maurice dan Phillip datang. Semangat Beast kembali. Beast pun memenangkan pertarungan.Tiba-tiba punggung Beast ditusuk oleh Gaston,sesaat itu juga Beast menepis Gaston dan Gastonpun terlempar ke jurang. Beast tak sanggup lagi bertahan. Belle menangis sambil memegang tangan Beast. Beast sudah tak bernapas lagi. Belle pun menangis histeris dan berkata bahwa dia mencintai Beast. Keajaiban terjadi. Kutukan itu sirna. Seluruh istana menjadi istana yang menawan, anak buah Beast menjadi manusia lagi. Dan Beast kembali menjadi manusia, pangeran yang tampan dan gagah. Akhirnya, Beast dan Belle menikah dan hidup bahagia selamanya.
3.Unsur Instrinsik dana Ekstrinsik cerita tersebut :
Instrinsik : Tema : Perjuangan dalam percintaan
Alur : Maju
Latar : Tempat : Pedesaan, Kastil, Hutan
Waktu : Sore hari, Pagi hari
Suasan : Menyenangkan, menegangkan
Penokohan : Maurice : Baik
Belle : Rajin,Baik Hati
Beast : Tempramental, Baik Hati
Anak buah Beast : Baik hati, suka menolong
Gaston : Jahat, licik,egois
Philip : Baik
Sudut Pandang : Orang ketiga
Amanat : Jika mencintai orang dari hatinya tidak dari wajahnya saja.
Bersainglah dengan sehat.
Ekstrinsik : Nama Penulis : Linda Woolverton
4.Karakteristik :
Prosa hampir seluruhnya berbentuk dongeng
Tidak dipengaruhi kesusastraan Hindu dan Arab
Cerita bersifat anonym
Pembaca dibawa ke alam khayal dan fantasi
unsur instrinsik?
Posting Komentar