Ketoprak Dramatik Lakon Roro Mendut
Ketoprak Dramatik Lakon Roro Mendut
(Keteguhan Cinta Perempuan)
Pelindung : Drs. Literzet Sobri, MPd.
Pembimbing : Drs. Hanindawan Soetikno
Sutradara : Febriyan Mahardanu
Penulis Naskah : Esti Suryani SP.d
Pranoto Pengrwit : Bambang Giri S, SP.d
Pranoto Gerak dan Tari : Sri Munarsih S.sn
Artistik : Anik Dini Hariyati, SP.d
Roro Mendut gadis dari Pati. Belum sempat Roro Mendut (Ayu)diresmikan sebagai istri selir sang Adipati dari kabupaten Pati. Adipati diserang bala tentara Matam yang dipimpin oleh Panglima perangnya Tumenggung Wirogunan(Ashari Alfiyahya).
Roro Mendut oleh Sinuwun dihadiahkan kepada Tumenggung Wirogunan. Secara halus Mendut menolak diperistri Tumenggung. Nyai Ajeng(Ika), istri Wiroguno prihatin, seorang Tumenggung, Panglima perang Mataram ditolak gadis pantai Pati.
Cintanya tertolak, Tumenggung menjatuhkan hukuman denda 5 real per hari. Atas kelihaiannya, Mendut berhasil memenuhi denda yang dibebankan padanya. Ia menjual rokok yang semakin pendek puntungnya semakin mahal, oleh karena olesan ludahnya. Setiap kali pajaknya dinaikkan, harga puntung rokok Mendut naikkan. Sehingga Mendut selalu bisa memenuhi denda Wiroguno.
Ketenaran kedai puntung rokok Roro Mendut hingga terdengar oleh seorang pemuda tampan dari Pekalongan, Pranacitra(Restu Wijang SB) anak Nyi Singobarong(Al Irsa Supriyanti) dan tukang penyabung ayam. Pertemuan keduannya, membuat saling jatuh cinta.
Atas saran Roro Mendut, Pronocitro melamar pekerjaan di puri Wirogunan. Tumenggung menerimanya sebagai perawat kuda di Wirogunan. Pertemuan di Wirogunan membuat cinta mereka terajut kembali secara diam-diam. Suatu malam terbongkarlah kisah cinta dua insan ini saat Roro Mendut dan Pronocitro sedang memadu kasih, saling berbalas puisi. Wiroguno murka. Ia mengerahkan pengawalnya mengejar Pronocitro dan Roro Mendut yang sudah meloloskan diri dari istana Katumenggungan.
Pertempuran sengit berakhir dengan tewasnya Pronocitro di tangan Wiroguno. Roro Mendut terpaku sendiri atas pilihan cinta sejatinya. Kisah tak sampai ini adalah representasi dari tulusnya seorang Pronocitro mencintai Roro Mendut yang terhalang dinding harga diri seorang Wiroguno. Diantara cinta segitiga yang rumit ini, sesosok Nya Ajeng begitu tulus mendarmabaktikan hidupnya untuk sang suami. Sebuah simbol yang di era globalisasi harusnya menjadi role model keberlangsungan rumah tangga dalam kondisi apapun.
Kasih tak ternilai juga ditunjukkan oleh Nyi Singobarong begitu tulusnya merelakan putra kesayangannya memilih pilihan hidupnya untuk mengabdikan diri hanya di Katumenggungan.
Kisah sarat intrik, ego pada harga diri atas status jabatannya kental mewarnai pertunjukan ketoprak dramatik ini mengalir atas ide dari novel Roro Mendut karya Ajb Rosidi dengan tokoh pendukung lainnya seperti: Gitta sebagai Pengawal Wirotin Nia, sebagai pengawal Wirorini, Dodey sebagai Joko Lelur, Arin sebagai Penjual sayur, dan Ditta sebagai Nyi Bledug.
Ketulusan cinta sepasang kekasih ini teruji oleh realitas kehidupan yang berada di depan mereka. Akankah Roro Mendut dan Pronocitro bersatu di liang kubur laksana puisi cinta yang selalu mereka dengungkan saat merindu? Merpati di atas batu, Tekukur terbang ke awan jua, Daripada tak jadi bersatu, Di kubur selubang kita berdua. Sesaat telah dipentaskan dramatisnya kisah cinta Roro Mendut dan Pronocitro persembahan Teater Prodho.
Produksi Teater Prodho SMA Batik 1 Surakarta periode 2008/2009
Acara ini terselenggara atas kerjasama
SMA Batik 1 Surakarta, TBTJ Jawa Tengah, Penerbit Erlangga, Prismacom, Salon Lupita, SMAN 7, Teater Prodho, Pengrawit SMA Batik 1, Life Story Publisher (www.smubatik1-slo.sch.id)
KOLABURASI KETOPRAK DAN TARI
SMA BATIK 1
Sabtu, 24 Desember 2009 di Teater Besar ISI
Lakon Roro Mendut kembali dipentaskan secara kolaburasi dengan seni tari dalam acara pentas pelajar 2009 pada Sabtu, 24 Desember 2009 di Teater Besar ISI
Berlatar kisah Roro Mendut dengan mengandalkan seluruh aspek pertunjukan kemampuan siswa-siswa SMA Batik 1 Surakarta unjuk kemampuan mulai dari kelompok ekstrakulikuler teater, karawitan, sinden, dan gerong mampu meninggalkan kesan sebuah pentas yang komprehensif.
Hasil koreografi yang apik ini tidak lepas dari Dwi M S. Sn., M.Hum dan Hananto, S.Sn sebagai Dosen ISI Surakarta yang mewakili Lembaga Pengabdian Pengembangan Masyarakat khusus bidang seni tari, Sri Munarsih, S.Sn sebagai pembimbing ekstrakurikuler seni tari, dan Esti Suryani, S.Pd sebagai pembimbing ekstra kurikuler teater.
Penampilan yang memikat ini juga tidak terlepas dari para pemeran yang mampu memasuki karakter watak secara total. Meskipun dalam penampilan tersebut para pemeran melakukan pergeseran pemain dari peran sebelumnya. Siswa-siswa yang berperan adalah: Arin sebagai Roro Mendut, Restu sebagai Ki Tumenggung, Ridho sebagai Pronocitro, Ika sebagai Nyai Ajeng, dan Nia sebagai Turis.
Drs. Literzet Sobri, M.Pd selaku Kepala SMA Batik 1 Surakarta memberikan keleluasaan untuk berkarya dan ikut berkompetisi diberbagai even seni budaya tradisional sebagai ujud dan cara meningkatkan kecintaan dan kepekaan anak didik dalam melestarikan seni tradisi Jawa. Hal ini merupakan salah satu tolak ukur SMA Batik1 sebagai sekolah RSBI yang mengangkat budaya lokal sebagai salah satu bidang unggulan.
Acara ini terselenggara atas kerja sama
SMA Batik 1 Surakarta dengan ISI Surakarta
Tentang Esti
Keseharian disibukkan dengan membimbing anak-anak didiknya dan 3 anak di rumahnya yang lapang di Sukoharjo. Setelah menyelesaikan pendidikan S2 UNS digunakan waktunya untuk kegiatan-kagiatan karya dan penikmat seni dan sastra. Baginya hidup sebuah keikhlasan dan tanggungjawab yang ternyata mampu jadi teman setia untuk setiap langkah-langkahnya.
0 comments:
Posting Komentar