• Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.
  • Mari belajar Drama Lewat Blog
  • Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.

KARAKTERISTIK DRAMA

Minggu, 10 Oktober 2010

KARAKTERISTIK DRAMA

Prof. M. Atar Semi

( Dalam Anatomi Sastra hal 159-161)

Untuk lebih memahami tentang hakikat suatu drama perlu diketahui perbedaan secara mendalam antara prosa, fiksi, dan puisi. Berikut merupakan perbedaan antara drama dengan jenis karya sastra yang lainnya.

1. Drama mempunyai tiga dimensi ,yakni dimensi sastra, gerakan, dan ujaran. Oleh sebab itu naskah drama tidak disusun khusus untuk dibaca sebagaimana dengan novel atau cerita pendek, tetapi lebih dari itu, dalam penciptaan naskah drama dipertimbangkan kemungkinan naskah itu dapat diterjemahkan ke dalam penglihatan, suara, dan gerak laku. Bila sebuah naskah drama dinikmati sebaagai sebuah karya tulis, maka sewaktu membacanya imajinasi pembaca mengarah juga kepada situasi penglihatan suara, dan gerakan fisik para pemainnya, karena semuanya digambarkan atau tergambar dengan jelas di dalam naskah

2. Drama memberi pengaruh emosional yang lebih kuat di bandingkan dengan karya sastra lain. Hal ini di sebabkan, drama dengan segala peristiwa yang di tampilkan langsung dapat dilihat dengan penonton. Suatu tindakan kekerasan atau perkosaan yang langsung dilihat oleh mata memberi pengaruh emosional yang lebih kuat di bandingkan dengan kalau peristiwa itu berlangsung dalam imajinasi. Pengaruh itu lebih menjadi kuat bila para pemain dan tatanan panggungnya demikian sempurnanya

3. Bagi sebagian besar orang, menonton drama lebih menyenangkan dan menghasilkan pengalaman yang lebih lama diingat dibandingkan dengan membaca novel. Hal ini di sebabkan oleh konsentrasi dan intensitasi emosi yang tercipta karna melihat dan mendengar langsung peristiwa-peristiwa itu terjadi.

4. Drama disusun dengan suatu keterbasan. Ia dibatasi oleh dua konvensi, yaitu: intensitas dan konsentrasi. Kedua konvensi ini ada karna mempertimbangkan bahwa kemungkinan daya mampu mengikuti pementasan. Betapapun menariknya sebuah pementasan, ia dapat menjadi tidak menarik bila berlangsung dalam waktu yang panjang. Di samping itu daya tahan fisik dan mental penonton juga berbeda-beda, sehingga di pertimbangkan jumlah waktu yang kira-kira secara umum masih dapat diikuti secara baik. Oleh sebab itulah intensitas dan konsentrsi itu merupakan kekhususan drama.

5. Kekhususan drama yang amat penting pula adalah keterbatasan pemain-pemain secara fisik. Salah satu keterbatasan drama secara fisik kalau dibandingkan dengan karya sastra yang lain adalah: drama hanya menyangkut masalah manusia dan kemanusiaan semata. Hal itu disebabkan drama dilakonkan oleh manusia. Drama tidak dapat mempertunjukkan tentang peristiwa kehidupan singa di hutan belantara, tentang malaikat di surga, atau tantang kehidupan dibawah permukaan laut. Memang mungkin memberikan gambaran tentang latar belakang alam dengan menggunakan layar atau dekorasi yang lain. Tetapi alam tidak hidup,laut tidak bergelombang,pohon nyiur tidak melambai.

6. Drama memiliki keterbatasan pemanfaatan objek material. Di dalam novel,cerpen atau puisi banyak hal yang dapat digunakan sebagai objek material: bahkan dalam film pun banyak yang dapat dimafaatkan dengan menggunakan trick photography,tetapi hal itutidak dapat dilakukan di atas panggung. Sedikit sekali keajaiban dan bencana besar yang dapat dituangkan kedalam drama. Juga harus diingat bahwa tidak semua yang dapat dimasukan kedalam pementasan dapat dilakukan dengan meyakinkan.

7. Drama dapat memiliki keterbatasan bukan saja dari segi artistik tetapi juga dari segi kepentasan. Tidaklah pantas bila diatas pentas dipertunjukan peristiwa perkelahian yang dapat membuat penonton shock. Bila dalam novel bisa saja digambarkan adegan seks atau pelaku yang bugil, tetapi diatas panggung hal itu mustahil dapat dilakukan. Mengesploitasi nafsu birahi semacam itu dipentas yang dianggap perbuatan jorok, dan dapat menghancurkan nilai sebuah drama atau pertunjukan.

8. Keterbatasan lain yang dimiliki drama dibandingkan dengan karya sastra yang lain adalah, bahwa drama dibatasi oleh keterbatasan intelegensi rata-rata penonton. Manusia mempunyai keterbatasan dalam menyerap dan memahami suatu yang didengarnya buat pertama kali. Bila dalam membaca novel atau puisi ia dapat saja membaca berkali-kali, atau bertanya kepada orang lain mengenai arti sebuah kata yang sama sekali baru baginya, atau dapat pula dilakukan dengan membuka kamus atau ensiklopedia.

9. Drama memiliki episode dan jumlah alur yang terbatas. Hal ini berhubungan dengan sifat drama yang mementingkan intensitas dan konsentrasi.

10. Naskah drama merupakan suatu karya yang isinya melalui percakapan. Percakapan itu disebut wawancang atau dialog. Bila ada bagian yang bukan wawancang, yaitu bagian yang biasanya ditulis dalam tanda kurung (...) disebut kramagung. Wawancang atau dialog itu biasanya ditulis lepas, tidak dimasukkan ke dalam kurung, dihafalkan oleh para pemain. Kramagung(stage direction) merupakan tuntunan bagi pengaturan tingkah laku pemain.

1 comments:

FIRMAN SIDIK mengatakan...

haturnuhun ibu tiasa abdi belajarnya,,,,, :)

Posting Komentar

 
BAHASA DAN SASTRA SANG MERPATI PUTIH © 2010 | Designed by Blogger Hacks | Blogger Template by ColorizeTemplates